Media transmisi Fiber Optik sudah menggantikan eranya media copper (tembaga) dengan alasan bahwa fiber optik memiliki kelebihan, yaitu informasi ditransmisikan dengan kapasitas (bandwidth) yang tinggi. Oleh karena murni terbuat dari kaca dan plastik maka sinyal tidak terpengaruh pada gelombang elektromagnetik dan frekuensi radio. Sementara media tembaga dapat dipengaruhi oleh interferensi gelombang elektromagnetik dan media wireless dipengaruhi oleh frekuensi radio. Dengan kelebihan yang dimiliki ini maka fiber optik sudah banyak digunakan sebagai tulang punggung (backbone) Jaringan telekomunikasi.
A. Fungsi Alat Kerja Fiber Optik
1. Konsep K3 Penggunaan Peralatan Kerja Fiber Optik
Pengertian lain menurut OHSAS 18001:2007, Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) adalah kondisi dan faktor yang memengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang berada di tempat kerja. Alat kerja dan bahan merupakan suatu hal yang pokok dibutuhkan untuk memproduksi barang Dalam memproduksi barang, alat-alat kerja sangatlah vital yang digunakan oleh para pekerja dalam melakukan kegiatan proses produksi dan di samping itu ialah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.
2. Fungsi Splicer
Penyambungan kabel optik dikenal dengan istilah splicing. Dalam penyambungan fiber optik diperlukan alat khusus yaitu splicer. Terdapat 2 metode dalam penyambungan optik yaitu fusion splicing dan mechanical splicing. Fusion splicing memiliki redaman lebih kecil yaitu sekitar 0.1 dBm dibanding Mechanical splicing yang mencapai 0.5 sampai 0.75 dbm di setiap sambungannya. Fusion splicing melakukan penyambungan dengan cara menyelaraskan/meluruskan kedua ujung serat optik yang ingin disambung, kemudian memanaskan, dan melebunya hingga menjadi 1 bagian yang tersambung. Fusion splicer menggunakan nichrome wire (teknik lama), atau CO, laser atau pun gas api untuk melelehkan serat optik yang ingin disambung. Seiring canggihnya teknologi terdapat fusion splicer yang mampu melakukan splicing sampai 24 core bersamaan. Umumnya biaya yang harus ditanggung adalah harga per core (satu sisi) rata-ratanya sekitar 50 ribu Blaya tersebut di luar jasa penarikan kabel dan aksesori pendukung seperti pigtail, Box ODF, dan lainnya.
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan sebuah core serat optik.
3. Fungsi OTDR ( Optikal Time-Domain Reflectometer )
OTDR (Optikal Time-Domain Reflectometer) merupakan suatu peralatan optoelektronik yang digunakan untuk mengukur parameter-parameter seperti pelemahan (attenuation), panjang, kehilangan pencerai dan penyambung, dalam sistem telekomunikasi serat optik. OTDR pada dasarnya terdiri dari satu sumber optik dan satu penerima (receiver), modul akuisisi data, CPU, media penyimpanan data, dan layar monitor. Dengan OTDR seorang engineer dapat mengetahui kualitas dari fiber optik, besar redaman sepanjang lintasan fiber optik sampai lokasi putusnya kabel (berapa jauh dari lokasi pengukuran) yang sangat berguna
bila terjadi putus kabel optik. Fungsi OTDR adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui posisi gangguan.
b. Untuk melacak posisi gangguan.
c. Pada jarak (m) berapa terdapat gangguan.
d. Pengukuran Kuran di OTB.
Cara kerja OTDR adalah apabila keadaan loss pada jaringan dari jalur lainnya terdapat gangguan atau terdapat kabel yang putus, maka akan tampak pada layar OTDR. Cara pengecekan alat ini adalah dengan cara mengirim sinyal laser pada jaringan kabel FO maka pada layar ini akan tampak grafik garis yang di mana terdapat kenaikan-kenaikan (garis) kecil yang menunjukan bahwa terdapat joint atau sambungan. Beberapa parameter ynag dapat diukur pada OTDR adalah.
a. Jarak
Titik lokasi dalam suatu link, ujung link atau patahan.
b. Loss
Loss untuk masing-masing splice atau total loss dari ujung ke ujung dalam suatu link.
c. Atenuasi
Atenuasi dari serat dalam suatu link.
d. Refleksi
Informasi mengenai redaman serat, loss sambungan, loss kone ktor dan lokasi gangguan serta loss antara dua titik dapat ditentukan dari monitor OTDR. OTDR memungkinkan sebuah link diukur dari salah satu ujung.
4. Fungsi Optikal Power Meter
OPM digunakan untuk mengukur panjang gelombang dan power dari sinyal optik. Dari informasi power yang diterima, seorang engineer dapat mengetahul apakah kualitas power masih dalam spesifikasi perangkat yang digunakan atau tidak. Tidak dapat digunakan untuk mensegmentasi permasalahan untuk mentrace apakah sumber masalah dari SFP yang powernya sudah lemah, dari Patch cord yang bermasalah, dari core yang berada pada ODF/OTB, atau dari lintasan optik yang membentang di luar sana.
5. Fungsi Cleaver
Cleaver tools ini mempunyai fungsi untuk memotong core yang kulit kabel optiknya sudah dikupas. Perlu Anda ketahui juga bahwa pemotongan core ini wajib menggunakan alat khusus ini, karena pada serat kacanya akan terpotong dengan rapi. Jika proses ini berhasil dilakukan dengan baik maka tahapan selanjutnya, Anda bisa teruskan ke tahap Jointing.
6. Fungsi Stripper
Sama seperti kabel-kabel yang lain, salah satunya seperti kabel koaxial dan UTP, kabel fiber optik juga memerlukan alat ini. Alat ini berfungsi sebagai media untuk memotong dan mengupas kulit dan daging kabel.
B. Prosedur Penggunaan OTDR
Setelah kabel diinstalasi kita perlu melakukan pengetesan (pengukuran) untuk mengetahui apakah kabel layak digunakan dan memenuhi standar atau tidak. Salah satu cara yang bisa digunakan yaitu mengukur kabel fiber optik menggunakan alat yang bernama OTDR. OTDR (Optikal Time Domain Reflectometer) dipakai untuk mendapatkan gambaran visual dari redaman serat optik sepanjang sebuah link yang diplot pada sebuah layar, dengan jarak digambarkan pada sumbu X dan redaman pada sumbu Y
a. Objek OTDR
Beberapa hal yang berhubungan daya OTDR adalah sebagai berikut.
1) Panjang kabel optik dalam haspel dan jarak kabel optik
2) setelah digelar (di-install).
3) Lokasi keretakan, bending, dan ujung link.
4) Loss tiap-tiap sambungan, baik fusion splice atau pun
5) Mekanikal splice.
6) Loss antara 2 titik,
7) Return loss
b. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Menggunakan OTDR Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan OTDR.
1) Jangan melihat laser secara langsung, karena berbahaya bagi mata.
2) Konektor harus bersih, agar didapat hasil yang benar.
3) Tegangan catuan yang diizinkan.
4) Penanganan kabel konektor.
5) Kondisi lingkungan alat.
6) Kemampuan spesifik dari peralatan..
c. Setting OTDR
Dalam mengoperasikan OTDR, sebelum pengukuran perlu dilakukan setting beberapa parameter meliputi sebagai berikut.
1) Setting IOR (Index Of Refraction).
2) Pemilihan panjang gelombang laser.
3) Pemilihan rentang jarak (Distance range).
4) Pemilihan lebar pulsa (pulse width).
5) Setting attenuation.
6) On/off laser